Bismillahirrahmanirrahim | Berkata Abdullah ibnu Abbas radhiallahu 'anhu: "Tidaklah datang kepada manusia suatu tahun yang baru melainkan mereka pasti akan membuat bid'ah baru dan mematikan sunnah sehingga hiduplah bid'ah dan matilah sunnah." Diriwayatkan oleh Ibnu Wadhdhah di dalam kitab Al Bida' wan Nahyu 'anha | Berkata Sufyan Ats Tsauri rahimahullahu ta'ala: "Bid'ah lebih disukai Iblis daripada maksiat karena maksiat akan ditaubati sedangkan bid'ah tidak akan ditaubati." Diriwayatkan oleh Al Baghawi di dalam kitab Syarhus Sunnah (1/216) | Berkata Sufyan bin Uyainah rahimahullahu ta'ala: "Barangsiapa yang rusak dari kalangan ulama kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan ulama Yahudi dan barangsiapa yang rusak dari kalangan ahli ibadah kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan ahli ibadah Nasrani." |

Senin, 01 Juli 2013

Perbedaan Hadits Qudsi dengan Al Qur`an

بسم الله الرحمن الرحيم

Di antara jenis hadits adalah hadits qudsi. Hadits qudsi adalah hadits yang Rasulullah صلى الله عليه وسلم meriwayatkannya dari Allah ta’ala. Ulama hadits menggolongkan hadits qudsi ke dalam hadits-hadits nabawi karena ia disampaikan oleh Nabi صلى الله عليه وسلم , dan ia tidak digolongkan ke dalam bagian dari Al Qur`an berdasarkan ijma’. Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah menyebutkan beberapa perbedaan antara hadits qudsi dengan Al Qur`an di dalam kitab Syarh Kitabut Tauhid. Berikut ini kami akan menyampaikan beberapa perbedaan saja dari apa yang telah disebutkan oleh beliau rahimahullah.

Perbedaan Pertama:

Hadits qudsi diriwayatkan oleh Nabi صلى الله عليه وسلم langsung dari Allah ta’ala tanpa adanya perantara malaikat Jibril ‘alaihis salam (menurut zhahir teks). Sedangkan Al Qur`an, diturunkan kepada Nabi صلى الله عليه وسلم melalui perantaraan Jibril, sebagaimana firman Allah ta’ala:

قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ

“Katakanlah: “Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Quran itu dari Rabbmu dengan benar.” [QS An Nahl: 102]

Di dalam ayat yang lain:

وَإِنَّهُ لَتَنْزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ (192) نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ (193) عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ (194) بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ

“Sesungguhnya Al Quran ini benar-benar diturunkan oleh Rabb semesta alam. Ia dibawa turun oleh Ar Ruh Al Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan dengan bahasa Arab yang jelas.” [QS Asy Syu’ara: 192-195]

Perbedaan Kedua:

Hadits qudsi, membacanya tidak dianggap sebagai ibadah, dalam arti seseorang itu tidaklah dianggap beribadah kepada Allah hanya dengan sekedar membacanya. Orang yang membaca hadits qudsi tidak mendapatkan pahala sepuluh atas setiap hurufnya. Berbeda halnya dengan Al Qur`an, membacanya dianggap sebagai suatu ibadah dan pelakunya mendapatkan pahala sepuluh dari setiap huruf Al Qur`an yang dibacanya.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

من قرأ حرفا من كتاب الله فله به حسنة والحسنة بعشر أمثالها لا أقول آلم حرف ولكن ألف حرف ولام حرف وميم حرف

“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah (Al Qur`an) maka dia mendapatkan satu kebaikan, dan satu kebaikan akan dijadikan sepuluh kali lipatnya. Saya tidak mengatakan “Alif Laam Miim” itu satu huruf, akan tetapi “Alif” itu satu huruf, “Laam” satu huruf, dan “Miim” satu huruf.” [HR At Tirmidzi (2910) dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu. Hadits shahih]

Perbedaan Ketiga:

Al Qur`an dijamin kemurniannya oleh Allah ta’ala dari penambahan dan pengurangan, sebagaimana firman Allah ta’ala:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” [QS Al Hijr: 9]

Adapun hadits qudsi tidaklah demikian halnya. Ada hadits qudsi yang shahih, ada yang hasan, ada yang lemah, dan bahkan ada yang palsu. Meskipun hadits qudsi yang lemah dan palsu ini tidak bisa dikatakan berasal dari Allah, namun ada beberapa pihak yang mencoba untuk melakukan penambahan dan pengurangan di dalam hal ini lalu menyatakan bahwa itu adalah firman Allah di dalam hadits qudsi.

Perbedaan Keempat:

Hadits qudsi boleh disampaikan secara makna menurut pendapat kebanyakan ahli hadits. Sedangkan Al Qur`an sama sekali tidak boleh dibaca dengan makna berdasarkan ijma’ kaum muslimin. Al Qur`an harus dibaca sama persis dengan apa yang tertulis di dalam mushaf.

Perbedaan Kelima:

Hadits qudsi tidak boleh dijadikan sebagai bacaan di dalam shalat. Sedangkan Al Qur`an, ia boleh dibaca di dalam shalat. Bahkan, ada sebuah surat yang wajib dibaca di dalam shalat yang bila ditinggalkan maka shalat menjadi tidak sah, yaitu surat Al Fatihah.

Demikianlah beberapa perbedaan antara hadits qudsi dengan Al Qur`an yang kami sadur dari perkataan Syaikh Muhammad Al ‘Utsaimin rahimahullah ta’ala.

والحمد لله رب العالمين

Jumlah tampilan:



Anda memiliki tugas menerjemahkan artikel berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan tidak memiliki waktu untuk mengerjakannya? Kunjungi TransRisalah : Jasa Pengetikan dan Terjemah Bahasa Arab-Indonesia !