بسم الله الرحمن الرحيم
Untuk membantu para ikhwah dalam memahami sifat-sifat tersebut, maka pada kesempatan ini saya akan mencoba menuliskan secara ringkas penjelasan sifat-sifat tersebut. Penjelasan setiap sifat akan kami sebutkan di bawah setiap ayat yang menyebutkan sifat-sifat tersebut. Penjelasan ini merupakan saduran (dengan perubahan) dari kitab tafsir Ibnu Katsir rahimahullah ta’ala.
Sifat-sifat terpuji dari hamba-hamba Ar Rahman adalah sebagai berikut:
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا (63)
Sifat Pertama: Hamba Allah berjalan dengan sikap yang tenang dan santun, tidak dengan angkuh dan sombong, sebagaimana firman Allah ta’ala:
وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْأَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولًا
Akan tetapi ini tidak berarti bahwa mereka memaksakan diri untuk bersikap seperti orang yang sedang sakit ataupun membuat-buat dengan tujuan agar dipuji manusia (riya`).
Sifat Kedua: Apabila ada orang yang jahil dan buruk akhlaknya berbuat kejelekan terhadap mereka, mereka tidak membalasnya dengan kejelekan pula. Mereka justru memaafkan dan mengucapkan perkataan yang baik terhadap orang jahil tersebut. Hal ini merupakan sifat Nabi صلى الله عليه وسلم yang diceritakan oleh Allah ta’ala di dalam Al Qur`an:
وَإِذَا سَمِعُوا اللَّغْوَ أَعْرَضُوا عَنْهُ وَقَالُوا لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ لَا نَبْتَغِي الْجَاهِلِينَ
-------------------------
وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا (64)
Sifat Ketiga: Mereka mengisi waktu mereka dengan ibadah dan ketaatan kepada Allah ta’ala, termasuk pada malam hari mereka melaksanakan shalat malam. Allah ta’ala menyebutkan sifat hamba-Nya ini pada beberapa ayat di dalam Al Qur`an, di antaranya:
كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ (17) وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
Di dalam ayat yang lain:
تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
-------------------------
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا (65) إِنَّهَا سَاءَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا (66)
Sifat Keempat: Di antara doa yang mereka sampaikan kepada Allah adalah meminta agar mereka dijauhkan dari siksaan api neraka. Berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari api neraka pada hari kiamat merupakan doa yang sangat penting karena siksaan di neraka itu sangatlah dahsyat dan menyakitkan.
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, dia berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
-------------------------
وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا (67)
“dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan dan tidak (pula) kikir. (Pembelanjaan) itu di tengah-tengah antara yang demikian.”
Sifat Kelima: Mereka adalah orang bersifat pertengahan di dalam masalah pemanfaatan harta. Mereka tidak berlebihan dalam membelanjakan harta sehingga melampaui batas kebutuhan dan kemampuan. Mereka juga tidak berlaku kikir dalam harta mereka terhadap keluarga yang menjadi tanggung jawab mereka dan terhadap orang lain yang membutuhkan. Hal ini sejalan dengan firman Allah ta’ala:
وَلا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَى عُنُقِكَ وَلا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَحْسُورًا
-------------------------
وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا (68) يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا (69) إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (70) وَمَنْ تَابَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَابًا (71)
Sifat Keenam: Mereka adalah orang yang bertauhid kepada Allah ta’ala dan tidak berbuat syirik terhadap Allah sedikitpun.
Sifat Ketujuh: Mereka juga tidak mau menumpahkan darah seseorang (membunuh) kecuali apabila ada alasan yang diperbolehkan secara syariat. Di antara hal-hal yang menghalalkan darah seorang muslim untuk ditumpahkan adalah: hukum rajam bagi yang orang berzina setelah dia menikah, hukum qishash (balas bunuh) terhadap seorang pembunuh, hukum bunuh bagi orang yang murtad dari Islam, dll.
Sifat Kedelapan: Mereka juga tidak mau berzina, karena ia merupakan salah satu perkara yang sangat besar dosanya.
Sifat Kesembilan: Apabila mereka secara sengaja atau tidak sengaja melakukan larangan di atas, maka mereka akan segera bertaubat kepada Allah dan melakukan amalan shalih agar kesalahannya tersebut diganti oleh Allah dengan kebaikan sebagaimana yang disebutkan di dalam ayat di atas.
Ayat ke-68 dari surat Al Furqan di atas memiliki sababun nuzul (sebab turun) sebagaimana yang diterangkan di dalam hadits Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu. Dia berkata:
قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ؟ قَالَ: أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ. قُلْتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: أَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ خَشْيَةَ أَنْ يَأْكُلَ مَعَكَ. قُلْتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: أَنْ تُزَانِيَ حَلِيلَةَ جَارِكَ
-------------------------
Pembahasan mengenai sifat-sifat hamba Ar Rahman akan kita lanjutkan pada bagian yang kedua. Silakan membacanya di sini.
وبالله التوفيق
Jumlah tampilan:
Anda memiliki tugas menerjemahkan artikel berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan tidak memiliki waktu untuk mengerjakannya? Kunjungi TransRisalah : Jasa Pengetikan dan Terjemah Bahasa Arab-Indonesia !