Bismillahirrahmanirrahim | Berkata Abdullah ibnu Abbas radhiallahu 'anhu: "Tidaklah datang kepada manusia suatu tahun yang baru melainkan mereka pasti akan membuat bid'ah baru dan mematikan sunnah sehingga hiduplah bid'ah dan matilah sunnah." Diriwayatkan oleh Ibnu Wadhdhah di dalam kitab Al Bida' wan Nahyu 'anha | Berkata Sufyan Ats Tsauri rahimahullahu ta'ala: "Bid'ah lebih disukai Iblis daripada maksiat karena maksiat akan ditaubati sedangkan bid'ah tidak akan ditaubati." Diriwayatkan oleh Al Baghawi di dalam kitab Syarhus Sunnah (1/216) | Berkata Sufyan bin Uyainah rahimahullahu ta'ala: "Barangsiapa yang rusak dari kalangan ulama kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan ulama Yahudi dan barangsiapa yang rusak dari kalangan ahli ibadah kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan ahli ibadah Nasrani." |

Rabu, 03 Juli 2013

Sifat-Sifat Hamba Ar Rahman (Bagian Kedua)

بسم الله الرحمن الرحيم

Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan di dalam surat Al Furqan ayat 63 sampai ayat 76 tentang sifat-sifat dari hamba-hamba Ar Rahman yang patut untuk kita teladani. Pada bagian pertama, kita telah membahas sembilan sifat terpuji yang dimiliki oleh para hamba Ar Rahman. Pada bagian kedua ini, mari kita lanjutkan kembali pembahasan tentang hal ini.

Allah ta'ala berfirman tentang sifat-sifat para hamba-Nya:

وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا (72)

“dan orang-orang yang tidak menghadiri kegiatan zuur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan yang tidak berfaidah, mereka berlalu (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.”


Sifat Kesembilan: Ada dua penafsiran tentang kalimat (لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ) . Ada yang mengatakan maknanya adalah tidak menghadiri kesyirikan, kebid’ahan, dan kemaksiatan. Ada pula yang menafsirkan dengan makna tidak melakukan persaksian palsu. Kedua penafsiran tersebut ada benarnya, namun yang lebih kuat dan lebih sesuai dengan konteks ayat adalah penafsiran yang pertama karena Allah mengatakan di dalam ayat ini:

وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا

“dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan yang tidak berfaidah, mereka berlalu (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.”

Sedangkan penafsiran dengan makna persaksian palsu, hal ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم :

أَكْبَرُ الْكَبَائِرِ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ ثَلَاثًا أَوْ قَوْلُ الزُّورِ

“Dosa besar yang paling besar adalah menyekutukan Allah, durhaka terhadap kedua orang tua, dan persaksian palsu, persaksian palsu.” -diulangi tiga kali- atau beliau mengatakan: perkataan dusta. [HR Al Bukhari (6919) dan Muslim (87) dari Abu Bakrah radhiallahu ‘anhu.]

Sifat Kesepuluh: Mereka juga tidak mau menaruh perhatian terhadap kegiatan-kegiatan sia-sia yang tidak bermanfaat bagi diri dan agama mereka. Jika mereka menjumpai hal yang demikian, maka mereka akan segera berlalu meninggalkannya demi menjaga kehormatan diri dan agamanya.

-------------------------

وَالَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ لَمْ يَخِرُّوا عَلَيْهَا صُمًّا وَعُمْيَانًا (73)

“dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Rabb mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta.”


Sifat Kesebelas: Sifat mereka yang lainnya adalah apabila mereka mendengarkan nasehat, pengajaran, dan teguran dari kalam Allah, mereka akan mendengarkan dan memperhatikannya dengan sungguh-sungguh. Hati mereka akan bergetar dan keimanan mereka akan bertambah. Allah ta’ala berfirman:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang bila disebut nama Allah bergetarlah hati mereka, apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka, dan hanya kepada Rabb merekalah mereka bertawakkal.” [QS Al Anfal: 2]

Sedangkan orang-orang kafir, jika dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, mereka tidak memperdulikannya dengan berpura-pura tidak mendengar, membuat kegaduhan, dan menyibukkan diri dengan perkara yang lain.

-------------------------

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا (74)

“dan orang orang yang berkata: “Wahai Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami daripada istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (bagi kami), dan jadikanlah kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertaqwa.”


Sifat Kedua Belas: Di antara doa mereka kepada Allah ta’ala adalah meminta kepada Allah untuk dianugerahkan pasangan dan keturunan yang bertauhid kepada-Nya, tidak menyekutukan-Nya dengan apapun, dan taat kepada-Nya. Mereka tidak meminta kepada Allah semata-mata pasangan dan anak yang cakap/cantik rupanya, tetapi mereka meminta agar mereka diberikan pasangan dan keturunan yang shalih dan taat kepada Allah yang bisa menjadi penyejuk hati mereka ketika mereka masih hidup hingga ketika mereka telah meninggal dunia.

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

إذا مات الإنسان انقطع عنه عمله إلا من ثلاثة: إلا من صدقة جارية، أو علم ينتفع به، أو ولد صالح يدعو له

“Apabila seorang manusia meninggal, maka terputuslah amalannya darinya kecuali tiga perkara: sedekah yang terus dimanfaatkan, ilmu yang dimanfaatkan, dan anak shalih yang mendoakannya.” [HR Muslim (1631)]

-------------------------

Demikianlah dua belas sifat mulia dari hamba-hamba Ar Rahman yang Allah sebutkan di di dalam surat Al Furqan ayat 63 sampai ayat 74. Setelah Allah menyebutkan sifat-sifat mereka yang terpuji tersebut, Allah lalu menerangkan balasan yang akan mereka peroleh kelak:

أُولَئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلَامًا (75) خَالِدِينَ فِيهَا حَسُنَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا (76)

“Mereka itulah orang yang diganjar dengan (mendapatkan kamar di surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya, dan mereka kekal di dalamnya. Surga itu adalah sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman.”

-------------------------

Saya memohon kepada Allah ta’ala, Rabb semesta alam, yang tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah selain dari-Nya, agar menjadikan saya, keluarga saya, orang tua saya, dan seluruh kaum muslimin termasuk ke dalam hamba-hamba Ar Rahman yang memiliki sifat-sifat yang mulia di atas dan mendapatkan kemenangan berupa surga di akhirat kelak. Amin ya Rabbal ‘alamin.

وبالله التوفيق

Jumlah tampilan:



Anda memiliki tugas menerjemahkan artikel berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan tidak memiliki waktu untuk mengerjakannya? Kunjungi TransRisalah : Jasa Pengetikan dan Terjemah Bahasa Arab-Indonesia !