Bismillahirrahmanirrahim | Berkata Abdullah ibnu Abbas radhiallahu 'anhu: "Tidaklah datang kepada manusia suatu tahun yang baru melainkan mereka pasti akan membuat bid'ah baru dan mematikan sunnah sehingga hiduplah bid'ah dan matilah sunnah." Diriwayatkan oleh Ibnu Wadhdhah di dalam kitab Al Bida' wan Nahyu 'anha | Berkata Sufyan Ats Tsauri rahimahullahu ta'ala: "Bid'ah lebih disukai Iblis daripada maksiat karena maksiat akan ditaubati sedangkan bid'ah tidak akan ditaubati." Diriwayatkan oleh Al Baghawi di dalam kitab Syarhus Sunnah (1/216) | Berkata Sufyan bin Uyainah rahimahullahu ta'ala: "Barangsiapa yang rusak dari kalangan ulama kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan ulama Yahudi dan barangsiapa yang rusak dari kalangan ahli ibadah kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan ahli ibadah Nasrani." |

Senin, 02 Desember 2013

Keistimewaan Shalat atas Ibadah-Ibadah yang Lainnya

بسم الله الرحمن الرحيم

Shalat adalah salah satu ibadah yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala kepada para hamba-Nya. Kedudukan shalat di dalam Islam sangatlah penting karena ia memiliki beberapa kelebihan dan keutamaan yang tidak dimiliki oleh ibadah-ibadah yang lainnya. Beberapa keistimewaan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Shalat adalah satu-satunya ibadah yang ditetapkan di langit yaitu pada peristiwa Mi’raj. Adapun ibadah-ibadah yang lainnya disyariatkan di bumi.

2. Shalat adalah satu-satunya ibadah yang ditetapkan oleh Allah ta’ala kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم tanpa melalui perantara Jibril ‘alaihis salam, yaitu pada malam peristiwa Mi’raj. Adapun ibadah-ibadah yang lainnya ditetapkan melalui perantara Jibril.

Kisah mengenai peristiwa Isra` dan Mi’raj, dapat dilihat di kitab Shahih Al Bukhari nomor 3887 bab Al Mi’raj.

3. Meskipun shalat wajib itu telah dikurangi jumlahnya dari lima puluh waktu menjadi hanya lima waktu dalam sehari, namun pahalanya adalah sama.

Seseorang yang melaksanakan shalat fardhu lima waktu, maka dia akan mendapat pahala yang sama seperti melaksanakan shalat lima puluh waktu. Alasannya adalah karena satu kebaikan dibalas oleh Allah dengan sepuluh kebaikan.

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا

“Barangsiapa yang membawa suatu kebaikan maka dia akan mendapatkan (pahala) sepuluh kali lipatnya.” [QS Al An’am: 160]

Di dalam sebuah hadits disebutkan:

فَإِنَّ الْحَسَنَةَ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا

“Sesungguhnya satu kebaikan itu (dibalas) dengan sepuluh kali lipatnya.” [HR Al Bukhari (1976) dan Muslim (1159) dari Abdullah bin ‘Amr ibnul ‘Ash radhiallahu ‘anhuma.]

4. Karena pentingnya, shalat ditempatkan pada urutan kedua di dalam rukun Islam yang lima setelah mengucapkan dua kalimat syahadat.

Dalilnya adalah hadits Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ

“Islam itu dibangun di atas lima perkara, yaitu: syahadat bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, naik haji, dan puasa Ramadhan.” [HR Al Bukhari (8) dan Muslim (16)]

5. Karena pentingnya juga, shalat adalah ibadah yang paling pertama diperiksa oleh Allah ta’ala pada hari kiamat kelak.

Dalilnya adalah hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

إن أول ما يحاسب الناس به يوم القيامة من أعمالهم الصلاة 

“Sesungguhnya amalan manusia yang paling pertama kali diperiksa pada hari kiamat adalah shalat.” [HR Abu Daud (864). Hadits shahih.]

6. Shalat hukumnya wajib atas seluruh manusia yang telah mukallaf. Sedangkan pada sebagian ibadah yang lainnya, ia tidaklah diwajibkan kecuali hanya kepada mereka yang mampu untuk melaksanakannya.

Contohnya adalah zakat, ia hanya wajib bagi mereka yang memiliki harta dan hartanya itu telah mencapai nishab dan melewati satu haul. Ibadah haji hanya wajib bagi mereka yang mempu untuk melakukan perjalanan ke Baitullah di Mekkah. Begitu pula puasa, ia hanya wajib bagi mereka yang sanggup berpuasa dan tidak memiliki uzur, seperti haid, sakit, dan safar.

Adapun shalat fardhu, ia tetap wajib kepada setiap mukallaf kapanpun dan di manapun, baik dalam keadaan sehat ataupun sakit, kaya ataupun miskin, ataupun sedang bermukim ataupun sedang melakukan perjalanan. Di dalam semua keadaan tersebut, shalat tetap wajib untuk dilakukan dan tidak boleh ditinggalkan, kecuali pada keadaan tertentu seperti ketika haid ataupun hilang kesadaran.

7. Ibadah shalat mengandung berbagai jenis bentuk ibadah di luar shalat.

Shalat mengandung berbagai jenis zikir, seperti takbir, tahmid, tasbih, dua kalimat syahadat, dan shalawat kepada Nabi. Shalat juga mengandung ibadah membaca Al Qur`an, baik itu surat Al Fatihah ataupun surat-surat yang lainnya. Shalat juga mengandung ibadah doa, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.

Demikianlah beberapa keistimewaan shalat yang tidak dijumpai pada ibadah-ibadah yang lainnya.

والحمد لله رب العالمين

Sumber: Tulisan di atas disadur dengan perubahan seperlunya dari kitab Taudhihul Ahkam karya Syaikh Abdullah bin Abdirrahman Al Bassam rahimahullah dan telah mengalami penambahan oleh admin.

Jumlah tampilan:



Anda memiliki tugas menerjemahkan artikel berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan tidak memiliki waktu untuk mengerjakannya? Kunjungi TransRisalah : Jasa Pengetikan dan Terjemah Bahasa Arab-Indonesia !