Bismillahirrahmanirrahim | Berkata Abdullah ibnu Abbas radhiallahu 'anhu: "Tidaklah datang kepada manusia suatu tahun yang baru melainkan mereka pasti akan membuat bid'ah baru dan mematikan sunnah sehingga hiduplah bid'ah dan matilah sunnah." Diriwayatkan oleh Ibnu Wadhdhah di dalam kitab Al Bida' wan Nahyu 'anha | Berkata Sufyan Ats Tsauri rahimahullahu ta'ala: "Bid'ah lebih disukai Iblis daripada maksiat karena maksiat akan ditaubati sedangkan bid'ah tidak akan ditaubati." Diriwayatkan oleh Al Baghawi di dalam kitab Syarhus Sunnah (1/216) | Berkata Sufyan bin Uyainah rahimahullahu ta'ala: "Barangsiapa yang rusak dari kalangan ulama kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan ulama Yahudi dan barangsiapa yang rusak dari kalangan ahli ibadah kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan ahli ibadah Nasrani." |

Selasa, 21 Februari 2012

Beberapa Hal tentang Shalawat Badar

بسم الله الرحمن الرحيم

Sebagian kita mungkin pernah mendengar shalawat Badar yang isinya begini:

طلع البدر علينا       من ثنيات الوداع
وجب الشكر علينا       ما دعا لله داع
أيها المبعوث فينا    جئت بالأمر المطاع

Menurut sejarah shalawat ini didendangkan oleh penduduk Madinah ketika menyambut Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang tiba di Madinah dari Mekkah dalam rangka hijrah.

Kami melihat, ada beberapa hal yang perlu diluruskan atau diketahui yang berkaitan dengan shalawat ini. Kami susun dalam bentuk poin agar mudah dipahami.

1. Penamaan hal ini dengan “shalawat” tidaklah tepat karena teks ucapan ini tidak mengandung unsur shalawat sama sekali. Yang benar adalah hal ini dinamakan dengan “qashidah” atau “syair” yang memang biasa didendangkan oleh bangsa Arab sejak masa dahulu.

2. Pendapat bahwa qashidah atau syair ini didendangkan ketika Rasulullah  صلى الله عليه وسلم tiba di Madinah dari Mekkah dalam rangka hijrah tidaklah tepat. Yang benar adalah bahwa peristiwa ini terjadi ketika beliau tiba di Madinah setelah selesai dari perang Tabuk.

Buktinya adalah: sejarah menunjukkan bahwa Nabi ketika masuk ke Madinah pada masa hijrah melewati daerah perkampungan Bani An Najjar di selatan Madinah karena Mekkah berada di selatan Madinah. Sedangkan pada saat pulang dari perang Tabuk, barulah beliau masuk ke Madinah dari daerah Tsaniyyatul Wada’ di utara Madinah karena Tabuk itu berada di utara Madinah.

3. Sanad kisah ini lemah dikarenakan terputusnya jalur sanad ini pada dua atau lebih tingkatan perawi secara berurutan (mu’dhal).

Kisah ini diriwayatkan oleh Al Baihaqi di kitab “Dalailun Nubuwwah” dari Ubaidullah bin Aisyah guru Imam Ahmad bin Hanbal. Sedangkan Ubaidullah ini tidak menyebutkan dari siapa dia meriwayatkan kisah ini. Sehingga sanad kisah ini terputus sebanyak tiga tingkatan atau lebih sampai ke masa Nabi hidup. Demikian pula kisah ini dilemahkan oleh Al Iraqi di dalam takhrijnya terhadap kitab Ihya Ulumuddin karangan Al Ghazali.

وبالله التوفيق

Jumlah tampilan:



Anda memiliki tugas menerjemahkan artikel berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan tidak memiliki waktu untuk mengerjakannya? Kunjungi TransRisalah : Jasa Pengetikan dan Terjemah Bahasa Arab-Indonesia !