Bismillahirrahmanirrahim | Berkata Abdullah ibnu Abbas radhiallahu 'anhu: "Tidaklah datang kepada manusia suatu tahun yang baru melainkan mereka pasti akan membuat bid'ah baru dan mematikan sunnah sehingga hiduplah bid'ah dan matilah sunnah." Diriwayatkan oleh Ibnu Wadhdhah di dalam kitab Al Bida' wan Nahyu 'anha | Berkata Sufyan Ats Tsauri rahimahullahu ta'ala: "Bid'ah lebih disukai Iblis daripada maksiat karena maksiat akan ditaubati sedangkan bid'ah tidak akan ditaubati." Diriwayatkan oleh Al Baghawi di dalam kitab Syarhus Sunnah (1/216) | Berkata Sufyan bin Uyainah rahimahullahu ta'ala: "Barangsiapa yang rusak dari kalangan ulama kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan ulama Yahudi dan barangsiapa yang rusak dari kalangan ahli ibadah kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan ahli ibadah Nasrani." |

Kamis, 03 Oktober 2013

Perbedaan antara Iblis, Jin, dan Syaithan

بسم الله الرحمن الرحيم

Kita tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah iblis, jin, dan syaithan. Ketiga nama ini sangat banyak ditemukan baik di dalam Al Qur`an, hadits, atsar, maupun perkataan-perkataan, dan tulisan-tulisan. Akan tetapi, meskipun kita sangat sering mendengarkan ketiga nama ini, masih banyak di antara kita yang belum memahami dengan baik siapa sebenarnya yang dimaksud dengan iblis, jin, dan syaithan. Oleh karena itu, kami akan menyebutkan di sini penjelasan singkat mengenai maksud dari ketiganya, yang kami rangkum dari berbagai sumber.

1. Iblis

Iblis adalah bapaknya jin. Dialah yang diperintahkan oleh Allah ta’ala untuk sujud kepada Nabi Adam ‘alaihis salam namun dia enggan dan menyombongkan diri. Dialah yang menggoda Adam di dalam surga untuk memakan buah dari pohon terlarang. Dia pulalah yang dikeluarkan oleh Allah ta’ala dari surga ke bumi.

Allah ta’ala berfirman:

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ (34) وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ (35) فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ

“Ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kalian kepada Adam!” maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia enggan dan angkuh, dan dia termasuk golongan orang-orang yang kafir. Kami berfirman: “Wahai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, makanlah dengan penuh kenikmatan di mana saja yang kalian sukai, dan janganlah kalian dekati pohon ini sehingga kalian menjadi termasuk orang-orang yang zhalim. Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan mengeluarkan mereka berdua dari keadaan semula. Kami berfirman: “Turunlah kalian! Sebagian kalian menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kalian ada tempat kediaman di bumi dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.” [QS Al Bbaqarah: 34-35]

Anda juga dapat membaca surat Al A'raaf ayat 11 sampai ayat 25, surat Thaha ayat 120 sampai ayat 123, dan yang lainnya berkaitan dengan peristiwa ini.

Berdasarkan ayat di atas, Iblis juga terkadang dinamakan dengan syaithan. Penamaan ini tampaknya karena Iblis adalah bapak dari syaithan yang berasal dari kalangan jin yang kafir, sehingga dia juga disebut syaithan atas dasar ini. Wallahu a’lam.

Selain itu, Iblis juga dinamakan sebagai Jaan menurut jumhur ulama tafsir. Mereka berdalil dengan ayat:

وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُومِ

“dan Kami telah menciptakan Jaan sebelumnya dari api yang sangat panas.” [QS Al Hijr: 27]

Yang dimaksud dengan Jaan adalah bapaknya jin, yaitu Iblis, sebagaimana yang telah kami sebutkan di atas.

2. Jin

Jin adalah anak dan keturunan dari Iblis. Ini adalah pendapatnya Al Hasan Al Bashri rahimahullah.Dalil bahwasanya Iblis memiliki keturunan adalah firman Allah ta’ala:

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ

“Ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kalian kepada Adam.” maka sujudlah mereka kecuali iblis, (dan) dia adalah dari golongan jin, lalu dia mendurhakai perintah Rabbnya. Patutkah kalian menjadikannya dan keturunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedangkan mereka adalah musuh kalian?” [QS Al Kahfi: 50]

Di dalam ayat ini disebutkan bahwa Iblis termasuk golongan jin. Ini disebabkan karena selain sama-sama diciptakan dari api yang panas, iblis juga merupakan bapak dari bangsa jin sehingga dia dinisbahkan kepada golongan jin. Wallahu a’lam.

3. Syaithan.

Syaithan adalah golongan kafir dari bangsa jin dan manusia. Jin dan manusia yang kafir kepada Allah dinamakan sebagai syaithan. Adapun jin dan manusia yang beriman kepada Allah tidak dinamakan sebagai syaithan. Ini adalah pendapatnya Qatadah, Al Hasan Al Bashri, Ad Damiri, dan Al Jauhari.

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا

“Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi musuh, yaitu syaithan-syaithan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah menarik untuk menipu (manusia).” [QS Al An’am: 112]

Dalil lainnya adalah firman Allah ta’ala:

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4) الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

“dari kejahatan syaithan al khannas (yang biasa membisikkan) yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.” [QS An Naas: 4-6]

Kedua ayat di atas dengan jelas menunjukkan bahwa syaithan itu adalah golongan kafir dari bangsa jin dan manusia. Wallahu a’lam.

FAIDAH PENTING !

Ternyata ada sebagian orang yang berkeyakinan bahwa syaithan itu tidak memiliki wujud. Mereka meyakini bahwa syaithan itu hanyalah sekedar bisikan dan godaan nafsu untuk melakukan kejahatan dan kemaksiatan! Oleh karena itu, mereka menyimpulkan bahwa syaithan tidak pernah akan masuk ke dalam neraka karena ia tidak berwujud.

Keyakinan bathil ini telah kami jawab pada tulisan khusus.Silakan membacanya di sini.

وبالله التوفيق

Jumlah tampilan:



Anda memiliki tugas menerjemahkan artikel berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan tidak memiliki waktu untuk mengerjakannya? Kunjungi TransRisalah : Jasa Pengetikan dan Terjemah Bahasa Arab-Indonesia !