Bismillahirrahmanirrahim | Berkata Abdullah ibnu Abbas radhiallahu 'anhu: "Tidaklah datang kepada manusia suatu tahun yang baru melainkan mereka pasti akan membuat bid'ah baru dan mematikan sunnah sehingga hiduplah bid'ah dan matilah sunnah." Diriwayatkan oleh Ibnu Wadhdhah di dalam kitab Al Bida' wan Nahyu 'anha | Berkata Sufyan Ats Tsauri rahimahullahu ta'ala: "Bid'ah lebih disukai Iblis daripada maksiat karena maksiat akan ditaubati sedangkan bid'ah tidak akan ditaubati." Diriwayatkan oleh Al Baghawi di dalam kitab Syarhus Sunnah (1/216) | Berkata Sufyan bin Uyainah rahimahullahu ta'ala: "Barangsiapa yang rusak dari kalangan ulama kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan ulama Yahudi dan barangsiapa yang rusak dari kalangan ahli ibadah kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan ahli ibadah Nasrani." |

Selasa, 15 Juli 2014

Dosa Syirik dan Kufur Bisa Terampuni (Bagian Kedua)

بسم الله الرحمن الرحيم

Setelah pada bagian pertama kita telah mengetahui lima ayat yang menerangkan bahwa kesyirikan dan kekufuran itu dapat diampuni, mari kita lanjutkan penyebutan dalil-dalil tentang masalah ini pada tulisan kali ini.

6. Firman Allah ta’ala:

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا (145) إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَاعْتَصَمُوا بِاللَّهِ وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُولَئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمًا

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka, dan kamu sekali-kali tidak akan mendapati seorang penolongpun bagi mereka. Kecuali orang-orang yang taubat, mengadakan perbaikan (atas kerusakan yang telah mereka lakukan), berpegang teguh pada (agama) Allah, dan mengikhlaskan agama mereka karena Allah, maka mereka itu bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.” [QS An Nisa`: 145-146]

Orang munafik adalah orang yang menampakkan keimanan kepada orang lain padahal dia menyembunyikan kekufuran di dalam hatinya. Oleh karena itulah Allah mengancam kaum munafik dengan menempatkan mereka di tingkatan neraka yang paling bawah jika mereka tidak bertaubat kepada Allah dari kemunafikan mereka.

7. Firman Allah ta’ala:

وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا حَتَّى إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ (90) آلْآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ

“Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan bala tentaranya karena hendak menganiaya dan menindas (mereka). Hingga ketika Fir’aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya beriman bahwasanya tidak ada ilah (sesembahan) yang benar melainkan Ilah yang diimani oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).” Apakah sekarang (baru kamu beriman)? Padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.” [QS Yunus: 90-91]

Ayat ini mengisahkan tentang keadaan Fir’aun ‘alaihi la’natullah yang baru menyatakan keimanan kepada Allah ‘azza wa jalla ketika kematian sudah menghampirinya, akan tetapi Allah tidak lagi menerima taubatnya pada saat seperti itu.

8. Firman Allah ta’ala:

فَلَمَّا رَأَوْا بَأْسَنَا قَالُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَحْدَهُ وَكَفَرْنَا بِمَا كُنَّا بِهِ مُشْرِكِينَ (84) فَلَمْ يَكُ يَنْفَعُهُمْ إِيمَانُهُمْ لَمَّا رَأَوْا بَأْسَنَا سُنَّتَ اللَّهِ الَّتِي قَدْ خَلَتْ فِي عِبَادِهِ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْكَافِرُونَ

“Maka tatkala mereka (kaum kafir) melihat azab Kami, (barulah) mereka berkata: “Kami beriman hanya kepada Allah saja, dan kami mengingkari sembahan-sembahan yang telah Kami persekutukan dengan-Nya.” Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah sunnah Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya, dan di waktu itu binasalah orang-orang kafir.” [QS Ghafir: 84-85]

9. Dari Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhu, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

إِنَّ اللهَ َيَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَالَمْ يُغَرْغِرْ

“Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba sebelum ruhnya mencapai tenggorokannya.” [HR At Tirmidzi (3537)]

Apabila ruh sudah berada di tenggorokan maka kematian telah pasti datangnya, dan ketika itulah taubat tidak diterima lagi oleh Allah.

10. Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhu, Rasululullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

مَنْ لَقِيَ اللهَ لاَ يُشْرِكُ بِهِ شَيْئا دَخَلَ الْجَنّةَ، وَمَنْ لَقِيَهُ يُشْرِكُ بِهِ دَخَلَ النّارَ

“Barangsiapa yang berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun maka dia masuk surga, dan barangsiapa yang berjumpa dengan-Nya dalam keadaan menyekutukan-Nya dengan sesuatu maka dia masuk neraka.” [HR Muslim (93)]

Hadits ini dengan jelas menerangkan bahwa orang yang mati dalam keadaan bertauhid akan dimasukkan oleh Allah ke dalam surga. Sebaliknya, bagi orang yang ketika meninggal berada di atas kesyirikan, maka dia akan dimasukkan ke dalam neraka.

Masih banyak lagi dalil-dalil yang menerangkan bahwa kesyirikan dan kekufuran itu akan terampuni bila pelakunya bertaubat darinya dan memohon ampun kepada Allah sebelum kematian mendatanginya. Ini merupakan rahmat Allah yang sangat besar dan agung kepada hamba-hamba-Nya.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk ke dalam orang-orang yang senantiasa mentauhidkan Allah di dalam kehidupan kita dan menghindarkan kita dari segala bentuk kesyirikan dan kekufuran hingga kematian mendatangi kita. Amin ya Rabbal ‘alamin.

والحمد لله رب العالمين

Jumlah tampilan:



Anda memiliki tugas menerjemahkan artikel berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan tidak memiliki waktu untuk mengerjakannya? Kunjungi TransRisalah : Jasa Pengetikan dan Terjemah Bahasa Arab-Indonesia !