Bismillahirrahmanirrahim | Berkata Abdullah ibnu Abbas radhiallahu 'anhu: "Tidaklah datang kepada manusia suatu tahun yang baru melainkan mereka pasti akan membuat bid'ah baru dan mematikan sunnah sehingga hiduplah bid'ah dan matilah sunnah." Diriwayatkan oleh Ibnu Wadhdhah di dalam kitab Al Bida' wan Nahyu 'anha | Berkata Sufyan Ats Tsauri rahimahullahu ta'ala: "Bid'ah lebih disukai Iblis daripada maksiat karena maksiat akan ditaubati sedangkan bid'ah tidak akan ditaubati." Diriwayatkan oleh Al Baghawi di dalam kitab Syarhus Sunnah (1/216) | Berkata Sufyan bin Uyainah rahimahullahu ta'ala: "Barangsiapa yang rusak dari kalangan ulama kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan ulama Yahudi dan barangsiapa yang rusak dari kalangan ahli ibadah kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan ahli ibadah Nasrani." |

Sabtu, 18 Februari 2012

Syarat Diterimanya Amalan Perbuatan

بسم الله الرحمن الرحيم

Syarat diterimanya suatu amal perbuatan seorang manusia ada tiga. Tiga syarat ini harus terpenuhi seluruhnya. Apabila hilang salah satu syarat maka tertolaklah amalan orang tersebut.

1. Islam.

Orang kafir tidaklah diterima amalnya. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا

“dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” [QS Al Furqan: 23]

dan firman Allah ta’ala:

إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertakwa.” [QS Al Maidah: 27]

2. Ikhlas.

Orang yang tidak mengikhlaskan amalnya kepada Allah ta’ala tidaklah diterima amalnya. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ

“Tidaklah mereka diperintahkan melainkan hanya untuk beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan agama kepada-Nya.” [QS Al Bayyinah: 5]

Dalil lainnya adalah hadits Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda di dalam sebuah hadits qudsi:

قال الله تبارك وتعالى: أنا أغنى الشركاء عن الشرك. من عمل عملا أشرك فيه معي غيري ،تركته وشركه

“Allah tabaraka wa ta’ala berkata: Aku tidak butuh kepada kesyirikan. Barangsiapa yang melakukan suatu amalan dan pada amalan tersebut dia menyekutukan-Ku dengan sesuatu selain-Ku, maka Aku akan meninggalkan dia dan sekutunya itu.” [HR Muslim (2985)]

3. Sesuai dengan sunnah Rasulullah  صلى الله عليه وسلم .

Segala amalan ibadah yang tidak menyocoki sunnah Rasulullah  صلى الله عليه وسلم  maka amalannya tersebut tidak diterima Allah ta’ala. Dalilnya adalah hadits Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwasanya Nabi Muhammad  صلى الله عليه وسلم  bersabda:

من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد

“Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami maka amalannya tersebut tertolak (tidak diterima).” [HR Muslim (1718)]

Ketiga syarat di atas harus terpenuhi seluruhnya di dalam amalan seorang hamba. Bila hilang salah satu syarat, maka amalannya tertolak atau tidak diterima oleh Allah, tidak mendapatkan pahala, dan terkadang bahkan bisa mendapatkan dosa.

والحمد لله رب العالمين

Sumber: Disadur dengan perubahan seperlunya dari kitab Al Mabadi`ul Mufidah karya Syaikh Yahya bin Ali Al Hajuri hafizhahullah.

Jumlah tampilan:



Anda memiliki tugas menerjemahkan artikel berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan tidak memiliki waktu untuk mengerjakannya? Kunjungi TransRisalah : Jasa Pengetikan dan Terjemah Bahasa Arab-Indonesia !