بسم الله الرحمن الرحيم
إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ
الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ
فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً فَإِنْ
هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ
إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ وَمَنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ
فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً فَإِنْ
هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً
“Sesungguhnya Allah telah mencatat kebaikan dan kejelekan kemudian menerangkannya. Barangsiapa yang bertekad melakukan suatu kebaikan namun dia tidak melakukannya, maka Allah menuliskan baginya di sisi-Nya satu (pahala) kebaikan yang sempurna. Jika dia bertekad melakukan suatu kebaikan lalu dia melakukannya, maka Allah menuliskan baginya di sisi-Nya sepuluh (pahala) kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat hingga lipatan yang banyak. Barangsiapa yang bertekad melakukan suatu kejelekan namun dia tidak melakukannya, maka Allah menuliskan baginya di sisi-Nya satu (pahala) kebaikan yang sempurna. Jika dia bertekad melakukan suatu kejelekan lalu dia melakukannya, maka Allah menuliskan baginya satu (dosa) kejelekan.”
Di dalam hadits ini diterangkan bagaimana cara Allah menilai dan mencatat niat dan amalan yang dilakukan oleh setiap hamba. Berikut ini adalah perinciannya:
1. Jika melakukan kebaikan, dia mendapatkan pahala sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat.
Setiap muslim yang melakukan suatu kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala dimulai dari sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat. Bahkan Allah terkadang menambah lebih dari itu bagi siapa yang Dia kehendaki.
Pemberian pahala sebanyak sepuluh kali lipat bagi seorang muslim yang berbuat kebaikan adalah suatu kepastian berdasarkan firman Allah ta’ala:
مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ
عَشْرُ أَمْثَالِهَا
Adapun pemberian pahala lebih dari sepuluh, maka ini merupakan hak khusus Allah yang Dia berikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ
أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ
فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ
وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
2. Jika melakukan kejelekan, dia mendapatkan satu dosa.
Setiap muslim yang melakukan suatu kejelekan, maka dia akan mendapatkan satu dosa. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:
وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ
فَلَا يُجْزَى إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
3. Jika bertekad melakukan kebaikan tapi tidak jadi dilakukan, dia mendapat satu pahala sempurna.
Setiap muslim yang bertekad untuk untuk melakukan suatu kebaikan, maka dia akan mendapatkan satu pahala sempurna meskipun dia tidak jadi melakukannya. Dalilnya adalah hadits Abu Ad Darda` radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
مَنْ أَتَى فِرَاشَهُ وَهُوَ
يَنْوِى أَنْ يَقُومَ يُصَلِّى بِاللَّيْلِ فَغَلَبَتْهُ عَيْنُهُ حَتَّى يُصْبِحَ
كُتِبَ لَهُ مَا نَوَى، وَكَانَ نَوْمُهُ صَدَقَةً عَلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ
4. Jika bertekad melakukan kejelekan tapi tidak jadi dilakukan, dia mendapat satu pahala sempurna.
Hal ini berlaku dengan syarat apabila dia meninggalkan perbuatan jelek tersebut karena semata-mata mengharapkan ridha Allah ta’ala dan takut kepada-Nya. Adapun jika dia meninggalkan kejelekan tersebut karena takut kepada seseorang, mengharapkan pujian dari orang, ataupun karena terpaksa oleh situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan, maka dia tetap mendapatkan dosa.
Dalilnya adalah hadits Abu Bakrah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasul صلى الله عليه وسلم bersabda:
إِذَا الْتَقَى الْمُسْلِمَانِ
بِسَيْفَيْهِمَا فَالْقَاتِلُ وَالْمَقْتُولُ فِي النَّارِ. فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ
اللَّهِ، هَذَا الْقَاتِلُ، فَمَا بَالُ الْمَقْتُولِ؟ قَالَ: إِنَّهُ كَانَ
حَرِيصًا عَلَى قَتْلِ صَاحِبِهِ
Di dalam hadits di atas diterangkan bahwa orang yang terbunuh itu juga dihukum di neraka karena sebelum terbunuh dia sudah bertekad untuk membunuh si pembunuh, hanya saja dia tidak berhasil melakukan karena sudah lebih dahulu terbunuh.
Demikianlah cara-cara pencatatan niat dan amalan yang dilakukan oleh seorang muslim sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu di atas.
PERHATIAN!
1. Ada suatu hal yang berkaitan dengan masalah ini yang harus diketahui, yaitu meskipun satu kejelekan hanya dibalas dengan satu dosa sebagaimana yang disebutkan di nomor dua, akan tetapi dosa itu dapat menjadi besar jika dilakukan pada waktu dan tempat tertentu, atau oleh pelaku tertentu.
Contohnya adalah melakukan perbuatan dosa pada bulan haram (Muharram, Rajab, Dzulhijjah, dan Dzulqa’dah) dosanya lebih besar daripada melakukannya pada selain bulan haram. Sebaliknya, melakukan kebaikan pada bulan-bulan haram, maka pahala yang didapatkan juga lebih besar daripada selain bulan haram. Allah ta’ala berfirman:
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ
اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا
تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ
Contohnya lainnya adalah melakukan perbuatan dosa pada daerah haram (Mekkah dan Madinah) dosanya lebih besar daripada melakukannya pada selain daerah haram. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:
وَمَنْ يُرِدْ فِيهِ بِإِلْحَادٍ
بِظُلْمٍ نُذِقْهُ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
Contoh perbuatan jelek akan menjadi lebih besar dosanya jika dilakukan oleh orang atau kalangan tertentu adalah firman Allah ta’ala:
يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ مَنْ
يَأْتِ مِنْكُنَّ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ يُضَاعَفْ لَهَا الْعَذَابُ ضِعْفَيْنِ
وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا (30) وَمَنْ يَقْنُتْ مِنْكُنَّ لِلَّهِ
وَرَسُولِهِ وَتَعْمَلْ صَالِحًا نُؤْتِهَا أَجْرَهَا مَرَّتَيْنِ وَأَعْتَدْنَا
لَهَا رِزْقًا كَرِيمًا
Ayat di atas juga menerangkan bahwa jika para istri Nabi صلى الله عليه وسلم melakukan perkara kebaikan maka mereka akan mendapat pahala yang lebih besar dibandingkan dengan orang-orang selain mereka.
2. Orang kafir yang memiliki niat baik ataupun melakukan suatu perbuatan baik tidak mendapatkan pahala apapun jika dia tetap berada di dalam kekafirannya sampai dia meninggal. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا
مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
Di dalam ayat yang lain Allah berfirman:
وَلَوْ أَشْرَكُواْ لَحَبِطَ
عَنْهُمْ مَّا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
والحمد لله رب العالمين
Jumlah tampilan:
Anda memiliki tugas menerjemahkan artikel berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan tidak memiliki waktu untuk mengerjakannya? Kunjungi TransRisalah : Jasa Pengetikan dan Terjemah Bahasa Arab-Indonesia !