Bismillahirrahmanirrahim | Berkata Abdullah ibnu Abbas radhiallahu 'anhu: "Tidaklah datang kepada manusia suatu tahun yang baru melainkan mereka pasti akan membuat bid'ah baru dan mematikan sunnah sehingga hiduplah bid'ah dan matilah sunnah." Diriwayatkan oleh Ibnu Wadhdhah di dalam kitab Al Bida' wan Nahyu 'anha | Berkata Sufyan Ats Tsauri rahimahullahu ta'ala: "Bid'ah lebih disukai Iblis daripada maksiat karena maksiat akan ditaubati sedangkan bid'ah tidak akan ditaubati." Diriwayatkan oleh Al Baghawi di dalam kitab Syarhus Sunnah (1/216) | Berkata Sufyan bin Uyainah rahimahullahu ta'ala: "Barangsiapa yang rusak dari kalangan ulama kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan ulama Yahudi dan barangsiapa yang rusak dari kalangan ahli ibadah kita maka pada dirinya terdapat kemiripan dengan ahli ibadah Nasrani." |

Sabtu, 18 Februari 2012

Akibat Jelek Berbuat Bid'ah

بسم الله الرحمن الرحيم

Bid’ah adalah suatu hal yang tercela di dalam agama Islam karena ia merupakan perbuatan membuat suatu ibadah tertentu yang tidak ada contoh atau perintahnya dari Rasulullah  صلى الله عليه وسلم .

Berikut kami sebutkan beberapa akibat jelek dari bid’ah:

1. Amal bid’ah yang dilakukan itu tidak mendapat pahala, bahkan mendapatkan dosa.

Dalilnya adalah hadits Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa yang membuat perkara baru di dalam urusan kami ini (agama) yang tidak ada asalnya darinya maka amalannya tertolak.” [HR Al Bukhari (2697) dan Muslim (1718)]

2. Pelakunya terjatuh ke dalam kesesatan karena bid’ah adalah sesat.

Dalilnya adalah hadits Al Irbadh bin Sariyah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم  bersabda:

وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة

“Jauhilah segala perkara baru (di dalam agama) karena sesungguhnya setiap perkara baru di dalam agama adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah kesesatan.” [HR Abu Daud (4607). Hadits shahih]

3. Pelaku bid’ah tidak diterima taubatnya sampai dia meninggalkan bid’ahnya.

Dalilnya adalah hadits Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah  صلى الله عليه وسلم bersabda:

إن الله حجب التوبة عن كل صاحب بدعة حتى يدع بدعته

“Sesungguhnya Allah menghalangi taubat dari setiap pelaku bid’ah sampai dia meninggalkan bid’ahnya.” [HR Ath Thabrani. Lihat At Targhib wat Tarhib. Sanadnya hasan]

4. Pada hari kiamat kelak tidak akan bisa melewati telaga Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Padahal dengan sekali meminum air di telaga tersebut maka orang yang meminumnya tidak akan haus lagi selamanya.

Dalilnya adalah hadits Abu Sa’id Al Khudri radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah  صلى الله عليه وسلم  bersabda:

أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ فَمَنْ وَرَدَهُ شَرِبَ مِنْهُ وَمَنْ شَرِبَ مِنْهُ لَمْ يَظْمَأْ بَعْدَهُ أَبَدًا لَيَرِدُ عَلَيَّ أَقْوَامٌ أَعْرِفُهُمْ وَيَعْرِفُونِي ثُمَّ يُحَالُ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ قَالَ إِنَّهُمْ مِنِّي فَيُقَالُ إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا بَدَّلُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ سُحْقًا سُحْقًا لِمَنْ بَدَّلَ بَعْدِي

“Saya adalah pendahulu kalian di telaga (Al Haudh, pada hari kiamat). Siapa yang melewatinya akan meminum airnya. Barangsiapa yang meminum airnya maka dia tidak akan haus lagi selamanya. Sungguh akan melewatiku suatu kaum yang aku mengenal mereka dan mereka mengenalku. Kemudian aku dan mereka dipisahkan. Nabi berkata: “Sesungguhnya mereka adalah bagian dariku.” Lalu ada yang menjawab: “Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) tidak mengetahui perubahan (di dalam agama) yang mereka lakukan.” Maka aku berkata: “Betapa jauhnya (dariku) orang yang mengubah (agama) setelah kematianku.” [HR Al Bukhari (7050) dan Muslim (2291)]

5. Pelaku bid’ah seolah-olah dan secara tidak langsung menuduh Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم tidak amanah dalam menyampaikan agama ini dan telah berkhianat dari sisi mereka menganggap beliau tidak menyampaikan seluruh ajaran agama Islam kepada umat.

Imam Malik rahimahullah berkata: “Barangsiapa yang melakukan bid’ah di dalam Islam yang dianggapnya baik (hasanah), maka sungguh dia telah menganggap (Nabi) Muhammad telah mengkhianati risalah (kenabian) karena Allah ta’ala berfirman: “Pada hari ini Aku telah menyempurnakan agama kalian untuk kalian.” [QS Al Maidah: 3]. Perkara apa saja yang pada masa itu (masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hidup) bukan dianggap agama, maka pada hari ini pun bukan dianggap sebagai agama.”

والحمد لله رب العالمين

Jumlah tampilan:



Anda memiliki tugas menerjemahkan artikel berbahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia dan tidak memiliki waktu untuk mengerjakannya? Kunjungi TransRisalah : Jasa Pengetikan dan Terjemah Bahasa Arab-Indonesia !