Pages

Sabtu, 18 Februari 2012

Melihat Allah Subhanahu Wa Ta'ala

بسم الله الرحمن الرحيم

Jika ada yang bertanya: “Apakah kaum mukminin bisa melihat Allah ta’ala pada hari kiamat kelak?”

Jawabannya adalah: “Bisa! Di dua tempat. Tempat yang pertama adalah di padang mahsyar, dan yang kedua adalah di dalam surga.”

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ (22) إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ

“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnyalah mereka melihat.” [QS Al Qiyamah: 22-23]

Dalil lainnya adalah hadits Jarir bin Abdillah radhialllahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ

“Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian (pada hari kiamat).” [HR Al Bukhari (554) dan Muslim (633)]

Dalil lainnya adalah hadits Shuhaib radhialllahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah  صلى الله عليه وسلم  bersabda:

إذا دخل أهل الجنة الجنة يقول الله تبارك وتعالى: تريدون شيئا أزيدكم؟ فيقولون: ألم تبيض وجوهنا، ألم تدخلنا الجنة وتنجنا من النار؟ قال: فيكشف الحجاب، فما أعطوا شيئا أحب إليهم من النظر إلى ربهم عز وجل

“Apabila penghuni surga telah dimasukkan ke dalam surga, Allah tabaraka wa ta’ala berfirman: “Apakah kalian menginginkan Aku menambahkan sesuatu untuk kalian?” Mereka menjawab: “Bukankah Engkau telah memutihkan wajah kami? Bukankan Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari neraka?” Lalu Allah menyingkapkan hijab/tabir. Tidaklah mereka diberikan sesuatu yang lebih mereka sukai daripada penglihatan kepada Rabb mereka Azza wa Jalla.” [HR Muslim (181)]

PERHATIAN:

Adapun firman Allah ta'ala:

لَا تُدْرِكُهُ الْأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصَارَ

"Dia (Allah) tidak dapat diliputi oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat melihat segala penglihatan." [QS Al An'am: 103]

Ayat ini tidaklah menafikan ru`yatullah (melihat Allah) pada hari kiamat, karena ayat ini menerangkan bahwa Allah itu tidak bisa diliputi oleh penglihatan makhluk-Nya karena Allah ta'ala itu Maha Besar. Jadi kita tetap bisa melihat Allah hanya saja kita tidak melihat melihat Allah secara keseluruhan. Demikian dikatakan oleh para ulama. Wabillahittaufiq.

والحمد لله رب العالمين

Sumber: Disadur dengan perubahan seperlunya dari kitab Al Mabadi`ul Mufidah karya Syaikh Yahya bin Ali Al Hajuri hafizhahullah.