بسم الله الرحمن الرحيم
Imam Ad Darimi rahimahullah berkata di dalam kitab Al Musnad (1/276) : Telah berkata kepada kami Yahya bin Hammad, dia berkata: Telah berkata kepada kami Abu ‘Awanah, dari Mughirah, dari Asy Sya’bi, dia berkata:
لَا أَدْرِيْ نِصْفُ العِلْمِ
“Ucapan “saya tidak tahu” adalah setengah dari ilmu.”
Atsar Asy Sya’bi rahimahullah sanadnya adalah shahih sebagaimana disebutkan di dalam kitab Ad Durar An Naqiyyah karya Turki bin Musfir Al ‘Abdini hafizhahullah.
Atsar ini adalah atsar yang masyhur di kalangan para ulama dan penuntut ilmu karena ia merupakan suatu adab yang sangat penting, yaitu apabila kita ditanya oleh orang lain tentang suatu perkara yang kita tidak mengetahui jawabannya maka kita menjawab: “Saya tidak tahu”.
Lantas, apa makna kalimat “setengah dari ilmu” di dalam atsar Asy Sya’bi di atas? Al Hafizh Ibnu Hajar Al ‘Asqalani rahimahullah di dalam kitab Fathul Bari (8/512) menjelaskan: “Bahwasanya termasuk dari ilmu adalah mengatakan terhadap apa yang dia tidak ketahui: “saya tidak tahu” , artinya bahwa membedakan antara sesuatu yang diketahui dari sesuatu yang tidak diketahui merupakan jenis dari ilmu. Ini sesuai dengan apa yang masyhur (diucapkan) bahwa ucapan “saya tidak tahu adalah setengah dari ilmu”. Selain itu, berkata tentang hal yang dia tidak mengetahuinya merupakan jenis dari takalluf (membebani diri di luar kemampuan).” Demikian ucapan Ibnu Hajar.
Dari Yahya bin Yahya rahimahullah, dia menafsirkan ucapan mereka “saya tidak tahu adalah setengah dari ilmu” : “Sesungguhnya ilmu itu hanyalah “saya tahu” dan “saya tidak tahu”. Maka salah satunya adalah setengah dari yang lain.” Demikian dinukilkan oleh Ibnu Rajab Al Hanbali rahimahullah di dalam kitab Jami’ul ‘Ulum wal Hikam (2/9) pada penjelasan hadits Abu Malik Al Asy’ari radhiallahu ‘anhu.
Untuk membaca penjelasan lebih lanjut tentang masalah ini, silakan membaca artikel yang berjudul Syariat Mengucapkan “Allahu A’lam” atau “Saya Tidak Tahu”.
وبالله التوفيق