بسم الله الرحمن الرحيم
Namun, apakah benar yang disampaikan oleh orang tak dikenal itu? Mari kita kembalikan hal ini kepada hukum Allah dan Rasul-Nya.
Allah ta’ala berfirman:
وَمَا اخْتَلَفْتُمْ فِيهِ مِنْ
شَيْءٍ فَحُكْمُهُ إِلَى اللَّهِ
Allah ta’ala berfirman:
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ
فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
Teman-teman, ketahuilah bahwasanya hadits yang menganjurkan/memerintahkan kita untuk berpuasa dan melakukan shalat Nishfu Sya’ban adalah hadits palsu!
Hadits tersebut adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah (1388) dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
إذا كانت ليلة النصف من شعبان فقوموا ليلها وصوموا نهارها, فإن الله ينزل فيها لغروب الشمس إلى سماء الدنيا. فيقول: ألا من مستغفر لي فأغفر له, ألا من مسترزق فأرزقه, ألا مبتلى فأعافيه, ألا كذا ألا كذا, حتى يطلع الفجر
Hadits ini sangat lemah atau palsu, di dalamnya terdapat seorang perawi yang bernama Ibnu Abi Busrah. Imam Ahmad bin Hanbal dan Yahya bin Ma’in mengatakan bahwa dia memalsukan hadits.
Hadits lainnya yang menjadi landasan pelaksanaan ibadah Nishfu Sya’ban adalah hadits berikut:
عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: قَامَ
رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ اللَّيْلِ يُصَلِّي
فَأَطَالَ السُّجُودَ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ قَدْ قُبِضَ، فَلَمَّا رَأَيْتُ
ذَلِكَ قُمْتُ حَتَّى حَرَّكْتُ إِبْهَامَهُ فَتَحَرَّكَ، فَرَجَعْتُ، فَلَمَّا
رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ السُّجُودِ، وَفَرَغَ مِنْ صَلَاتِهِ، قَالَ: يَا عَائِشَةُ
أَوْ يَا حُمَيْرَاءُ ظَنَنْتِ أَنَّ النَّبِيَّ خَاسَ بِكِ؟ ، قُلْتُ: لَا
وَاللهِ يَا رَسُولَ اللهِ وَلَكِنِّي ظَنَنْتُ أَنَّكَ قُبِضْتَ لِطُولِ
سُجُودِكَ، فَقَالَ: أَتَدْرِينَ أَيَّ لَيْلَةٍ هَذِهِ ؟، قُلْتُ: اللهُ
وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: هَذِهِ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، إِنَّ
اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَطْلُعُ عَلَى عِبَادِهِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ
شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِلْمُسْتَغْفِرِينَ، وَيَرْحَمُ الْمُسْتَرْحِمِينَ،
وَيُؤَخِّرُ أَهْلَ الْحِقْدِ كَمَا هُمْ
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Al Baihaqi di dalam kitab Syu’abul Iman nomor (3554) dari jalur Al ‘Ala` ibnul Harits dari Aisyah. Jalur ini terputus karena Al ‘Ala` tidak bertemu dengan Aisyah. Al Baihaqi berkata: “Dalam perkara ini telah diriwayatkan beberapa hadits yang munkar yang perawinya adalah orang-orang yang tidak dikenal.”
Hadits lainnya adalah dari Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
إن الله عز و جل ينزل ليلة النصف
من شعبان إلى السماء الدنيا فيفغر لأكثر من عدد شعر غنم كلب
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam At Tirmidzi (739) dengan sanad yang lemah. Sebab kelemahannya adalah:
a. Al Hajjaj bin Arthaah adalah seorang perawi yang lemah.
b. Al Hajjaj bin Arthaah tidak mendengar dari Yahya bin Abi Katsir.
c. Yahya bin Abi Katsir tidak mendengar dari Urwah ibnu Az Zubair.
Apabila telah jelas bahwasanya hadits tentang masalah ini sangat lemah atau palsu, maka hukum shalat malam dan puasa Nisfu Sya’ban adalah BID’AH dan BUKAN SUNNAH karena tidak diamalkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuknya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
وبالله التوفيق