بسم الله الرحمن الرحيم
Maka jawabannya adalah sebagai berikut:
1. Menyembelih hewan untuk selain Allah dengan tujuan mendekatkan diri kepadanya atau untuk mengagungkannya hukumnya adalah syirik dan dagingnya haram untuk dimakan. Contoh menyembelih untuk selain Allah adalah: menyembelih untuk sesembahan kaum kafir, jin, sesajen, nabi, malaikat, para wali, kiyai, syekh, dll.
Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي
وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (162) لَا شَرِيكَ لَهُ
وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ
Dalam ayat yang lain:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah صلى الله عليه وسلم menyampaikan kepadaku empat perkara:
لعن الله من لعن والده، ولعن الله
من ذبح لغير الله، ولعن الله من آوى محدثا، ولعن الله من غير منار الأرض
2. Barangsiapa yang menyembelih untuk selain Allah tapi dengan tujuan untuk memuliakan seseorang dan menunjukkan rasa gembira terhadapnya maka ini adalah perkara yang diperintahkan di dalam agama, baik perintah wajib ataupun anjuran. Misalnya adalah menyembelih untuk memuliakan tamu, acara pernikahan, atau untuk undangan makan biasa.
Hal seperti ini sangat sering terjadi pada masa Rasulullah صلى الله عليه وسلم , di ataranya adalah kisah keluarnya Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar dari rumah mereka karena kelaparan. Lalu mereka mendatangi rumah seorang sahabat. Lalu sahabat tersebut bergembira atas kedatangan mereka dan memuliakan mereka dengan menyembelih seekor kambing. Kisah ini diriwayatkan oleh Imam Muslim di kitab Shahih-nya (2038) dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu.
3. Menyembelih hewan dengan tujuan perdagangan dan jual-beli atau untuk dimakan maka ini hukum asalnya adalah mubah (diperbolehkan). Dalilnya adalah firman Allah ta'ala:
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا
خَلَقْنَا لَهُمْ مِمَّا عَمِلَتْ أَيْدِينَا أَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مَالِكُونَ
(71) وَذَلَّلْنَاهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُونَ
والحمد لله رب العالمين