سم الله الرحمن الرحيم
Maka jawabannya:
Pertama kali yang harus kita yakini adalah bahwasanya perkara agama ini terbagi kepada empat. Pertama: perkara-perkara yang bisa diinderai dan dipahami hikmahnya. Kedua: perkara-perkara yang bisa diinderai tapi tidak bisa segera diketahui hikmahnya. Ketiga: perkara-perkara yang tidak bisa diinderai namun bisa diketahui hikmahnya. Keempat: perkara-perkara yang tidak bisa diinderai dan tidak bisa pula segera diketahui hikmahnya.
Perkara yang berkaitan dengan alam kubur merupakan perkara yang berkaitan dengan alam gaib, dikarenakan jenis alam yang telah berbeda dari alam dunia yang dihuni oleh manusia. Alam kubur dinamakan dengan alam barzakh. Dikarenakan jenis alam yang berbeda maka indera kita yang masih hidup tidak akan mampu mencapai dan menjangkau kehidupan yang terjadi di alam gaib tersebut.
Oleh karena itu, apabila kita tidak pernah menemukan, menyaksikan, atau mendengar suara siksaan yang ditimpakan kepada si mayit, maka bukanlah artinya siksaan kubur itu tidak ada. Untuk bisa memahami peristiwa gaib, maka kita membutuhkan keterangan dari dalil yang yang shahih yang menunjukkan atas perkara tersebut. Apabila telah ada dalilnya yang shahih maka wajib bagi kita sebagai seorang muslim untuk menerima dalil tersebut, baik dalil itu ahad atau mutawatir, baik dia itu berkenaan dengan maslah akidah maupun berkenaan dengan masalah hukum.
Berikut ini kami sebutkan beberapa dalil shahih yang menunjukkan akan adanya azab kubur yang ditimpakan ke atas orang-orang yang berhak untuk mendapatkannya.
1. Firman Allah ta’ala:
وَحَاقَ بِآلِ فِرْعَوْنَ سُوءُ
الْعَذَابِ (45) النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ
تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ
Ayat ini menunjukkan bahwasanya Fir’aun dan kaumnya sebelum tibanya hari kiamat, mereka telah mendapatkan siksaan terlebih dahulu di dalam kubur mereka.
2. Hadits Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم berdoa di dalam shalatnya:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ
مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَفِتْنَةِ الْمَمَاتِ اللَّهُمَّ إِنِّي
أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ
3. Hadits Al Bara` bin ‘Azib radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
استعيذوا بالله من عذاب القبر
مرتين أو ثلاثا
4. Dalam lanjutan hadits shahih di atas diceritakan keadaan orang kafir yang tidak bisa menjawab tiga pertanyaan malaikat di dalam kubur:
ينادي مناد من السماء أن كذب
فافرشوه من النار وألبسوه من النار وافتحوا له بابا إلى النار، قال فيأتيه من حرها
وسمومها، قال: ويضيق عليه قبره حتى تختلف فيه أضلاعه
Ditambahkan di suatu riwayat:
“Kemudian didatangkan kepadanya makhluk buta lagi bisu, padanya terdapat mirzabah (alat pemukul) dari besi. Bila gunung dipukul dengannya niscaya (akan hancur) menjadi tanah. Lalu dia memukulnya sekali pukulan -(yang mana suara pukulan tersebut) didengar oleh siapa saja yang berada di antara bagian timur dan barat kecuali jin dan manusia- sehingga dia (hancur) menjadi tanah. Kemudian dikembalikan ruh ke dalam (jasadnya).” [HR Abu Daud (4753). Hadits shahih]
5. Hadits Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم pada suatu hari berjalan bersama para sahabatnya melewati dua kuburan. Lalu beliau bersabda:
إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا
يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ
الْبَوْلِ وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ
Semoga dengan tulisan ini bisa memperbaiki kesalahpahaman dan kekeliruan akidah yang terjadi pada sebagian kaum muslimin. Amin.
والحمد لله رب
العالمين